Sukses Optimalkan Lahan Sempit

RUMAH dengan lahan sempit bisa disiasati agar tampak lega dan lapang. Caranya bermacam-macam, ada yang menggunakan efek cermin, meniadakan sekat, bahkan menyatukan dua fungsi ruang menjadi satu.

Banyak cara bisa dilakukan untuk menyiasati lahan sempit agar tampak luas dan lapang, yakni memperhatikan cara penataannya dengan benar. Nah, coba Anda perhatikan kembali rumah Anda, apakah sudah benar penataannya?


Diawali dengan penataan interior

Tahapan dalam menata interior yang harus Anda perhatikan untuk mendapatkan efek luas adalah pemilihan furnishing yang sederhana.

Menurut arsitek Briyan Talaosa, desain yang sederhana dapat memberikan kesan luas. Kenapa? Karena kalau menggunakan desain yang banyak unsur detail, biasanya membutuhkan area yang sedikit lebih luas. Biasanya unsur-unsur detail lebih banyak diadopsi hunian konsep klasik. Walau begitu, kata Briyan, bukan berarti gaya klasik tidak dapat diaplikasikan pada ruang yang terbatas. Selama desainernya “pandai”bermain dengan unsur-unsur yang didesain,rasanya model atau gaya apa pun bisa kita ciptakan pada sebuah ruang yang terbatas.

Selain itu, perhatikan pula pengolahan warna. Warna diyakini mampu memberikan kesan luas dalam sebuah ruangan. Dalam hal ini semua warna dari aspek interior akan sangat memengaruhi kesan pada sebuah ruangan, baik warna dinding, pemilihan warna furnitur, maupun aksesori lainnya. Hal lainnya adalah tekstur, baik dari dinding, furnishing, maupun aksesori.

Pemilihan furnitur juga turut memengaruhi luas rumah menjadi lebih lapang.
Untuk memberi efek luas, sebaiknya sang penghuni memilih jenis furnitur yang simpel. Bukan sekadar yang model minimalis saja, tapi lebih kepada optimalisasi ruangan.

Dalam hal ini, menurut Briyan, si pemilik rumah harus pintar menyiasati bentuk ruangan dengan pilihan furnitur. Caranya, lebih memilih built-in furnishing sebagai pemecahan dari keterbatasan space, dalam posisi tertentu furnitur tersebut pun dapat dijadikan sebagai pembatas ruang atau pengganti fungsi lain selain sebagai furnitur pelengkap interior saja.

Begitu pun soal ukuran furnitur, biasanya yang sering digunakan dalam mendesain atau memilih furnitur untuk ruangan yang terbatas berdasar pada skala proporsi manusia demi kenyamanan penghuni atau pengguna ruang itu sendiri. Poin terpentingnya, sebaiknya optimalisasi bagian tertentu atau ruang yang akan diletakkan furnitur. Ambil contoh, sebut Briyan, furnitur yang didesain pada kabin pesawat atau speed boat yang mengoptimalkan space tetapi tetap memperhatikan skala proporsi. ”Intinya, bila Anda akan meletakkan furnitur yang terlalu besar pada ruangan yang terbatas, tentu saja akan tidak nyaman karena dapat mengganggu skala gerak dan sirkulasi penghuni dalam melakukan aktivitas pada ruang tersebut,” ujar dia.

Sementara karakter furniturnya sangat bergantung pada tema atau gaya yang Anda pilih dalam mendesain sebuah ruangan dengan ukuran terbatas. Selama Anda mampu mengaplikasikan dengan baik dalam mengatur komposisi unsur pembentuk ruangan rasanya material apa pun dapat Anda terapkan di ruangan dengan ukuran terbatas.

Faktor lain yang tidak kalah berperan dalam menentukan rasa dalam sebuah ruangan adalah warna. Briyan menyatakan, biasanya warna yang lembut memang ada kecenderungan memberikan efek yang tidak sempit pada sebuah ruangan, tapi bukan berarti kita tidak boleh bermain dengan warna-warna keras pada bagian tertentu. ”Pada dasarnya warna lembut belum akan berasa kelembutannya sebelum berbenturan dengan warna keras,” ungkap Briyan. Tinggal Anda sebagai desainer yang menentukan komposisi permainan warna tersebut supaya tetap bisa memberikan rasa dan efek segar yang luas.

Faktor paling mutlak yang harus diperhatikan dalam peletakan furnitur atau aksesori pendukung pada sebuah ruangan adalah jalur sirkulasi. Dalam hal ini, jalur gerak manusia sangat memengaruhi peletakan furnitur pada ruangan. Sebab, kata Briyan, apabila Anda salah sedikit saja dalam menganalisa karakter pada ruang tersebut, maka sudah bisa dipastikan Anda akan salah dalam mendesain. Selain nantinya jalur sirkulasi akan berhubungan juga dengan dimensi furnitur yang akan diletakkan pada ruangan tersebut.

Contoh lain, Anda bisa mengaplikasikan cermin. Elemen ini memang terbilang ampuh untuk memberikan efek luas, tapi kalau pengaplikasiannya salah, malah tidak berfungsi juga. Maka itu, peletakan cermin yang tepat biasanya pada sisi dinding yang masih ada jarak dengan furnitur. Pasalnya, jika diletakkan pada bagian yang bersentuhan langsung dengan furnitur, efek luas yang ingin kita ambil dari cermin akan sangat terlihat palsu.
(Koran SI/Koran SI/tty)

Sumber: http://lifestyle.okezone.com/read/2010/08/27/30/367362/sukses-optimalkan-lahan-sempit