Pemuda Pemuda Penerus Bill Gate

Saat Bill Gates menelurkan pemikiran untuk membuat Microsoft, usianya baru 19 tahun. Begitu juga dengan pendiri Dell, Michael Dell. Ke depan, tidak menutup kemungkinan jika akan banyak anak-anak muda yang lahir untuk berperan sama seperti Bill Gates setelah era Jerry Yang & David Filo, Larry Page & Sergey Brin, Mark Zuckerberg

Dilansir melalui paidContent.org, Senin (27/7/2009), beberapa anak muda telah digadang-gadang sebagai penerus jejak Bill Gates. Anak-anak muda ini kebanyakan berumur maksimal 21 tahun dan telah berhasil 'mendulang emas' di dunia teknologi (IT).

1. Catherine Cook (19 tahun)


Ia dan saudara kandungnya, David Cook, membuat sebuah situs jejaring sosial bernama myYearbook. Situs ini bermula dari saran dan kritik teman-temannya yang tidak menyukai buku tahunan cetak yang beredar di lingkungan sekolah karena fot-fotonya yang terlihat jadul dan tidak bisa di-update. Catherine pun membuat buku tahunan online dimana teman-temannya bisa mengganti foto mereka dengan yang baru. Dalam waktu dua bulan, mereka bisa menyelesaikan myYearbook dan meluncurkannya pada April 2005. Dalam sehari mampu menjaring 3.000 anggota. Kini, myYearbook punya 9,8 juta unique visitor dalam sebulan, yang rata-rata adalah pelajar dan mahasiswa. Bahkan tahun lalu, Catherine mampu menghasilkan USD10 juta dari myYearbook.

2. Ashton dan Ryan Clark (20 tahun)

Kedua saudara kembar ini memulai bisnis website mereka sejak umur 11 tahun. Situs pertama mereka bernama circuitbreakers, yang merupakan situs jual beli elektronik dengan harga terjangkau. Sekarang, mereka sudah memiliki perusahaan bernama Dynamik Duo yang mampu menghasilkan pendapatan hingga dua digit. Dynamik Duo sendiri merupakan perusahaan yang bertugas dalam menjalankan operasional situs. Saat ini, lebih dari setengah lusin situs aktif berada dalam genggaman mereka. Di antaranya Hostivo, layanan pembuatan situs bagi perusahaan-perusahaan. Juga ada 247 mixtapes, situs yang memungkinkan pengunjung untuk membuat kompilasi musiknya sendiri. Serta We Park Chicago, situs yang memungkinkan para pengendara memesan tempat parkir di mana saja di Chicago.

3. Ashley Qualls (18 tahun)
http://ibraheemhsn.files.wordpress.com/2008/11/1301b7f.jpg
Sejak umur 14 tahun, Ashley sudah bermain-main dengan kode HTML. Suatu ketika, ia tak sengaja mampu membuat halaman situs yang sangat gemerlap, lengkap dengan pernak-pernik layaknya situs milik seorang gadis seperti pita, button, quote dan glitter. Akhirnya, ia pun membuat situs bernama whateverlife.com yang memungkinkan para gadis untuk mendesain halaman mySpace mereka menjadi berbeda. Hingga kini, whateverlife memiliki 5.000 desain layout. Situsnya mampu me-makeover 60 juta halaman dalam sebulan. Ia pun mendapatkan USD50.000 setiap bulannya dan mampu membeli rumah di Detroit. Sayangnya, Ashley memilih untuk tidak meneruskan pendidikannya untuk menjalankan bisnis ini. Bahkan, pada 2007, ia telah menolak tawaran MySpace yang mau membeli situsnya seharga USD1,5 juta. Ini merupakan keputusan yang harus ia sesali belakangan karena saat ini, visitor di situsnya telah menurun drastis, dari 7 juta visitor menjadi hanya 550.000 saja.

4. Kavyon Beykpour (20 tahun)

Ia memiliki niat mulia yaitu 'membantu perusahaan menjadi ternama hanya melalui internet. Awalnya, Beykpour membuat desan dan aplikasi perusahaan yang akan beriklan di Facebook. Kemudian, ia pun melebarkan sayap untuk mempromosikan kampus dan sekolah agar lebih ternama di internet. Aplikasi kampus dan sekolah inilah yang membuatnya menjadi kaya. Aplikasi mobile bernama iStanford ini memungkinkan mahasiswa dan calon mahasiswa untuk mengakses layanan universitas. Mulai dari katalog perkuliahan, jadwal olahraga, rekomendasi kelas, hingga biodata profesor pengajar. Aplikasi iStanford kini bisa diunduh melalui iPhone. Saking menariknya, iStanford mampu menambah pundi Beykpour hingga USD1 juta.

5. Jenny Liu and Kevin Modzelewski (20 tahun)
http://blogs.reuters.com/small-business/files/2009/06/jenny-kevin.jpg
Mereka menemukan metode mobile wallet saat baru menjadi mahasiswa di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Sayangnya, teknologi ini sangat bergantung dengan keberadaan perangkat RFID yang baru digunakan di toko-toko perbelanjaan besar. Keduanya sempat diundang oleh NFC developer untuk mendemonstrasikan aplikasi temuan mereka. NFC sendiri juga merupakan teknologi mobile wallet yang sudah kadung dipopulerkan oleh Nokia.