Pupuk guano merupakan bahan yang efektif untuk penyubur tanah maupun senapan karena kandungan fosfor dan nitrogennya tinggi. Superfosfat yang terbuat dari guano digunakan untuk topdressing. Tanah yang kekurangan zat organik dapat dibuat lebih produktif dengan tambahan pupuk ini. Guano mengandung amonia, asam urat, asam fosfat, asam oksalat, dan asam karbonat, serta garam tanah. Tingginya kandungan nitrat juga menjadikan guano komoditas strategis; Perang di Pasifik antara aliansi Peru-Bolivia dan Chili utamanya berdasarkan pada percobaan Bolivia memungut pajak kepada pengusaha guano dari Chili.
Jenis guano yang ideal ditemukan di daerah yang iklumnya kering, karena hujan akan membilas kandungan nitrogennya. Guano dipanen di sejumlah pulau yang ada di Samudera Pasifik (misalnya Kepulauan Chincha dan Nauru) dan samudera lainnya (misalnya Pulau Juan de Nova). Pulau-pulau tersebut merupakan tempat tinggal bagi koloni burung laut massal selama berabad-abad, dan guano dikumpulkan hingga kedalaman beberapa meter. Pada abad ke-19, Peru terkenal akan pasokan guanonya. Salah seorang penemu utama dalam pertanian guano adalah Benjamin Drake Van Wissen.
Dari akhir abad ke-19, kepentingan guano menurun dengan bertambahnya pupuk buatan, meskipun guano masih dimanfaatkan oleh tukang kebun dan petani organik. Di sepanjang pesisir Peru, guano terus dipanen selama berabad-abad, dikumpulkan ke pengusaha swasta dan pemerintah.